PENASUKABUMI.COM – Kecamatan Cicurug, yang terletak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, merupakan wilayah yang kaya akan potensi alam, budaya, dan ekonomi. Dengan jumlah penduduk sekitar 130.944 jiwa yang mendiami wilayah seluas 4.576,10 hektare, Cicurug terdiri dari 12 desa dan satu kelurahan, yaitu Bangbayang, Benda, Caringin, Cisaat, Kutajaya, Pasawahan, Mekarsari, Nanggerang, Nyangkowek, Purwasari, Tenjoayu, Tenjolaya, dan Kelurahan Cicurug.
Sejarah dan Asal Usul Nama Cicurug
Kecamatan Cicurug didirikan sebagai distrik pada tahun 1776 oleh Bupati Tjiandjoer Wiratanu VI. Nama “Cicurug” sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Sunda, yaitu “Ci” yang berarti air dan “Curug” yang berarti air terjun.
Nama ini diberikan karena di wilayah ini terdapat banyak air terjun yang menjadi daya tarik alamnya. Sejak zaman kolonial Belanda, Cicurug telah menjadi proyek percontohan dalam hal kekayaan budaya dan wisata, terutama karena banyaknya pondok pesantren, curug (air terjun), dan sumber daya alam yang memesona.
Potensi Wisata Alam dan Cagar Budaya
Camat Cicurug, Judi Budimansyah, menyatakan bahwa Kecamatan Cicurug memiliki potensi wisata alam yang luar biasa. “Sebetulnya, potensi Cicurug sangat banyak, tetapi yang paling menonjol saat ini adalah potensi wisata alamnya,” ujarnya.
Cicurug juga dikenal dengan warisan budaya dan sejarahnya yang kaya. Dua situs bersejarah yang terkenal di wilayah ini adalah Situs Batu Gores di Desa Kutajaya dan Situs Batu Kujang di Desa Cisaat. Kedua situs ini dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpora) Kabupaten Sukabumi.

Keberadaan situs-situs ini tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat, terutama para pedagang dan pelaku usaha kecil di sekitar area wisata.
Selain situs bersejarah, Cicurug juga memiliki bangunan cagar budaya seperti Pendopo yang terletak di sekitar Kantor Kecamatan dan Stasiun Cicurug yang masih beroperasi. Pendopo ini dulunya digunakan sebagai tempat singgah para pejabat, namun kini dimanfaatkan sebagai kantor Samsat Cicurug. Yudi berharap agar bangunan ini dapat dijadikan cagar budaya untuk memastikan kelestariannya.
Potensi UMKM yang Menjanjikan
Selain potensi wisata dan budaya, Kecamatan Cicurug juga memiliki potensi ekonomi yang kuat melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Yudi menyatakan bahwa UMKM di Cicurug terus berkembang dari tahun ke tahun, meskipun masih menghadapi tantangan dalam hal ketersediaan lahan untuk berbisnis.
“Banyak pelaku UMKM masih menjalankan usahanya dari rumah atau tempat yang terbatas, yang tidak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan mereka,” kata Yudi.
Untuk mendukung pertumbuhan UMKM, pihak kecamatan telah mengadakan berbagai event seperti bazar dan pameran di Taman Rekreasi Cimalati. “Kami selalu melibatkan pelaku UMKM dalam event-event besar agar mereka dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan,” tambahnya.
Yudi berharap agar potensi wisata, budaya, dan UMKM di Kecamatan Cicurug dapat terus dikembangkan dengan baik. “Kami berkomitmen untuk mendukung semua potensi yang ada di Cicurug, baik itu wisata, cagar budaya, maupun UMKM. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, kami yakin Cicurug akan semakin maju dan sejahtera,” pungkasnya.