PENASUKABUMI.COM – Desa Gunung Karamat di Kecamatan Cisolok terus menunjukkan potensinya sebagai desa wisata unggulan dengan menggelar Festival 1.000 Tumpeng yang rutin diadakan setiap tahun menjelang bulan suci Ramadan.
Festival ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang unik di Kabupaten Sukabumi.
Kegiatan yang dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat ini diprakarsai oleh Kepala Desa Gunung Karamat. Dengan menampilkan ratusan tumpeng serta makanan khas tradisional, acara ini menjadi simbol kebersamaan dan bentuk rasa syukur menyambut bulan Ramadan.
Camat Cisolok, Jaenal Abidin, menjelaskan bahwa festival ini tidak hanya memperkuat nilai budaya, tetapi juga membuka peluang besar bagi Desa Gunung Karamat untuk berkembang sebagai desa wisata berbasis budaya dan kuliner.
“Festival ini diawali dengan rangkaian tradisi adat, di mana masyarakat menyusun dan menghias tumpeng secara apik. Makanan terbaik pun diberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi,” ujar Jaenal.
Guna mewujudkan Desa Gunung Karamat sebagai destinasi wisata, pihak kecamatan dan forkompim berkomitmen mendukung peningkatan infrastruktur jalan serta sarana pendukung lainnya.
“Ada tiga elemen penting dalam membangun desa wisata, yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Kami terus berupaya memperbaiki ketiganya agar wisatawan semakin nyaman berkunjung,” tambah Jaenal.
Festival ini juga menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan potensi wisata alam yang luar biasa. Terletak di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, Desa Gunung Karamat menawarkan pemandangan lengkap mulai dari gunung, hutan, sungai, pantai, hingga sawah yang membentang hijau.
Dengan kombinasi wisata budaya, kuliner, dan alam, Desa Gunung Karamat berpeluang besar menjadi ikon wisata di Sukabumi. Ke depannya, festival seperti 1.000 Tumpeng akan terus dikembangkan agar tidak hanya menjadi tradisi lokal, tetapi juga daya tarik bagi wisatawan dari luar daerah.
“Kami ingin desa ini semakin dikenal dan menjadi pilihan wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam serta kekayaan budaya Sunda,” tutup Jaenal.