Sukabumi

Pilu di Balik Gubuk, Perjuangan Kakek 70 Tahun di Tegalbuled Sukabumi

219
×

Pilu di Balik Gubuk, Perjuangan Kakek 70 Tahun di Tegalbuled Sukabumi

Sebarkan artikel ini
Pilu di Balik Gubuk, Perjuangan Kakek 70 Tahun di Tegalbuled Sukabumi
Kondisi Rumah Kakek Kholyubi di Tegalbuled Sukabumi. [Foto : Penasukabumi.com/IN].

PENASUKABUMI.COM – Kisah pilu dialami oleh seorang kakek di Kampung Babakan Cilimus RT 04/02, Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (20/7/2023).

Diusia sekitar 70 tahun, kakek bernama Kholyubi harus tinggal di sebuah gubuk yang kondisinya sangat memprihatinkan, layaknya sebuah gubuk reyot.

Dinding gubuk hanya terdiri dari papan-papan kayu terlihat sudah usang, dan sebagian atapnya bahkan bolong, membiarkan angin dan hujan masuk ke dalam gubuk.

Tokoh masyarakat Jalaludin biasa di kenal Dodo membernarkan kondisinya rumah tersebut. Dodo menyebut kakek itu sudah lama menempati rumah yang memprihatinkan.

“Kondisinya memang sudah lama rusak, sebagian atap bocor bahkan dibagian dapur dindingnya sudah roboh,” kata Dodo.

Dodo menyebut, gubuk Kholyubi dari samping luar ditopang dengan kayu-kayu agar tidak ambruk. Namun, kekuatan penopang tidak akan bertahan jika turun hujan atau terjadi bencana alam lainnya.

“Memang sudah menghawatirkan kondisinya. Kayu kayu bawah maupun atas memang sudah lapuk dimakan usia,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Rambay Yanto mengaku sudah melakukan perbaikan atas rumah itu. Pihaknya secara sigap bakal membuat tempat tinggal Kholyubi nyaman dan layak.

“Rumah sebelum video itu ramai, sudah proses (perbaikan) kita bareng warga. Karena memang menjadi prioritas kami, bahkan bukan hanya rumah itu, sudah ada beberapa yang sudah kami tangani secara swadaya,” ujar Yanto.

Saat ini kata Yanto, rumah panggung itu dalam proses pembangunan. Yang sebelumnya dari kayu rencananya diganti dengan tembok dan dibuat senyaman mungkin.

“Sekarang bukan hanya upaya tapi sedang di dirikan. Kemarin dirobohkan (rumah), kita dibuat sesederhana sesuai kemampuan warga masyarakat juga, kita dinding diganti dengan GRC,” tuturnya.

Yanto mengaku, pembangunan rumah di wilayahnya dilakukan secara swadaya. Hal itu didasari dengan program kerjanya yang saat ini sudah menjabat kepala desa kurun waktu 1 tahun.

“Kemarin dari dinsos telpon karena menerima itu (video) dari Kabupaten pun sudah nelpon di suruh mengajukan proposal. Saya jawab tidak usah karena ini sudah jadi program kami secara swadaya, kita tidak akan minta ke dinas,” tandasnya.